Ketika anak-anak mulai beranjak dewasa, seringkali hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang. Biasanya fase ini dimulai ketika anak memasuki usia remaja hingga anak menikah. Tidak semua keluarga mengalami hal seperti itu, karena semua tetap akan kembali pada kebiasaan dan pola komunikasi yang dibangun keluarga itu sendiri.
Pasang surutnya hubungan komunikasi dengan anak dalam sebuah keluarga sejatinya adalah proses yang akan kita semua lalui. Banyak hal bisa saja terjadi dalam hubungan di keluarga, mulai dari suasana keluarga yang harmonis, tenang, bermasalah, krisis keluarga hingga hubungan yang tidak bisa diperbaiki lagi seperti perceraian.
Ada baiknya selalu menjaga hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, agar dapat menciptakan suasana dalam keluarga yang harmonis, tenang dan bahagia.
Untuk mewujudkan hal tersebut memang tidaklah mudah karena itu kita perlu mengetahui beberapa tips menjaga hubungan komunikasi antara orang tua dan anak dibawah ini agar hubungan dalam keluarga tetap hangat.
Hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak mampu menciptakan suasana keluarga yang harmonis, tenang dan bahagia.
Menjalin komunikasi antara orangtua dan anak
Dalam sebuah hubungan antar anggota keluarga, komunikasi jelas mempunyai peran yang sangat penting. Menjalin komunikasi orang tua dan anak bisa dimulai dengan memahami peran masing-masing dalam keluarga. Bersikap tenang dan pandai menempatkan posisi diri dalam hubungan ini akan membawa dampak yang sangat positif bagi keluarga.
Adakalanya orang tua harus bisa memahami anak, terutama ketika anak mulai beranjak dewasa. Ketika anak remaja mulai belajar banyak hal di luar lingkungan keluarga, seringkali mereka ingin mendapatkan pengakuan dari para orang tua bahwa mereka mempunyai hak untuk menentukan keputusan sendiri.
Memposisikan diri sebagai teman bagi anak usia remaja bisa diterapkan agar hubungan komunikasi dengan anak tetap terjaga. Selain itu adanya keterbukaan antara anak dan orang tua bisa membantu anak dapat semakin bersikap dewasa.
Ketika anak merasa nyaman dengan orang tua, pada umumnya anak remaja tetap akan menghormati orang tua dan mau mendengarkan nasehat mereka.
Belajar memahami sesama anggota keluarga
Untuk membentuk hubungan yang ideal dalam sebuah keluarga diawali dengan memahami sesama anggota keluarga. Komunikasi yang dibangun atas dasar saling memahami ini selalu menempatkan diri dan orang lain pada posisi yang sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya dalam keluarga.
Misalnya bagaimana kita memahami istri, suami dan anak sesuai keadaan dan tidak menuntut lebih dari kemampuan mereka. Bagaimanapun semua orang memiliki keterbatasan, tentunya dibalik kekurangan itu mereka juga memiliki kelebihan yang lainnya.
Dalam menjaga hubungan komunikasi antara Orang Tua dan Anak, kita harus bisa menerima perbedaan yang ada. Selalu mengedepankan hubungan persuasif dengan cara komunikasi yang baik dan menjaga hubungan harmonis.
Jaga komunikasi sesama anggota keluarga dengan upaya memahami peran dan tanggung jawab masing-masing.
Kedepankan solusi ketika anak membuat kesalahan
Ketika sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, adakalanya rasa kecewa dan marah terhadap anak akan hadir. Terutama bila anak membuat kesalahan yang kemudian menjadi masalah keluarga.
Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan komunikasi Orang Tua dan Anak adalah dengan bersikap sabar dan tenang dalam menghadapi masalah. Selaku orang tua, disarankan agar tidak terburu-buru bersikap menyalahkan anak secara langsung, apalagi dengan memberikan pernyataan didepan anak dengan sikap yang menghakimi.
Tenang dalam kesabaran sangat diperlukan ketika menerima kenyataan bahwa anak telah berbuat kesalahan. Kita pun dituntut harus bisa mengetahui pokok permasalahan dengan jelas agar dapat bersikap dengan tepat. Bisa saja yang memicu anak berbuat salah berawal dari kita selaku orang tuanya, atau bisa saja orang lain yang sebenarnya menjadi sumber masalah.
Ketika kita mengetahui masalah dengan jelas, langkah terpenting lainnya adalah membicarakan dengan anak bersama istri ataupun suami. Buatlah komunikasi berjalan dalam bentuk dialog dengan meminimalkan kalimat bernada menyalahkan. Hindari berbicara dengan emosi maupun menceramahi anak.
Mencari solusi dan langkah-langkah menyelesaikan masalah jauh lebih penting untuk dilakukan ketimbang larut dalam emosi maupun sikap menyalahkan anak setiap hari.
Percayalah, tidak ada yang tidak pernah membuat kesalahan. Namun, kita selaku orang tua harus bersikap tegas dan tepat dalam menyikapi masalah. Bila tidak, sebuah masalah akan dapat membuat hubungan komunikasi antara orang tua dan anak menjadi buruk. Pada akhirnya suasana dalam keluarga yang tenang, damai dan nyaman sulit untuk diwujudkan.
Orang tua harus bersikap tegas dan tepat dalam menyikapi masalah.